Latar Belakang Masalah
Istilah Psi Spies mengakar dari masa Perang Dingin. Di masa ini, Amerika Serikat dan Uni Soviet terus bersaing menunjukkan kedigdayaan mereka dan memperebutkan kemenangan. Untuk itu, kedua belah pihak melakukan berbagai penelitian mengenai hal-hal yang dianggap dapat mendukung upaya pencapaian kemenangan yang diharapkan. Penelitian dan pengembangan yang dilakukan sangat bervariasi. Salah satunya adalah upaya penggunaan ranah psychic. Tujuan penggunaannya bermacam-macam, berkisar dari hal-hal yang “tampak remeh” seperti penggunaan energi pikiran untuk mengacaukan lawan melalui penggunaan penglihatan atau penginderaan jarak jauh untuk mengetahui kapabilitas lawan – bahkan intensi, hingga yang cukup mustahil dan irasional seperti upaya membunuh musuh melalui kekuatan pikiran.
Hal yang terakhir disebut, sampai saat ini tidak pernah dapat dilakukan oleh masing-masing pihak.[1] Namun hal yang pertama dan kedua memang sudah dilakukan, diketahui oleh khalayak komunitas intelijen, dan dapat dikatakan berhasil dilakukan. Orang-orang yang beroperasi dalam ranah psychic demi kepentingan negaranya, dalam konteks ini Amerika Serikat, itulah yang disebut sebagai psi spies. Mereka melakukan penginderaan jarak jauh yang lazim diistilahkan sebagai remote viewing (RV), untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh Amerika Serikat mengenai berbagai macam hal, seperti lokasi gudang senjata, tempat penyanderaan, hingga melihat apa yang sedang dilakukan oleh pihak lawan. Teori remote viewing mengatakan bahwa aplikasi mental halus mengijinkan seseorang yang sudah dilatih atau berbakat untuk memproyeksikan pikirannya ke lingkungan fisik lain dan bertindak seolah-olah ia benar-benar berada di sana, seperti membaca atau mengingat-ingat dokumen.[2]
Program riset psi spies dalam pemerintahan Amerika Serikat berlangsung sejak tahun 1972 dan ditutup pada tahun 1995. Menurut Ingo Swann, salah satu pionir riset psi spies, program ini muncul karena ketakutan dinas intelijen Amerika Serikat akan kemungkinan pengembangan “psychic warfare advance” di Uni Soviet pada masa Perang Dingin.[3] Program psi spes secara resmi dipayungi oleh dua badan pemerintahan, yaitu Central Intelligence Agency pada tahun 1972 sampai tahun 1975[4], dan berada di bawah Departemen Pertahanan sejak tahun 1976 hingga ia ditutup pada tahun 1995[5]. Pada awalnya, program ini dikodekan sebagai GRILL FLAME. Namun, ia mengalami dua kali pergantian nama menjadi CENTER LANE dan SUN STREAK sebelum akhirnya dikodekan menjadi STAR GATE.[6] Unit Psi Spies selalu dipimpin oleh seorang militer. Namun, pada pertengahan tahun 1980-an, unit ini dipimpin oleh seorang sipil.
Program ini merupakan satu di antara sedikit program yang dilakukan oleh bidang pertahanan dan intelijen Amerika Serikat yang berkaitan dengan uji coba kepada manusia secara langsung. Walaupun secara resmi program ini adalah program riset semata, namun lebih dari itu, mereka secara langsung menjalankan operasi dan menjadi mistress dari semua badan intelijen Amerika Serikat. Semua badan intelijen meminta informasi dari program ini namun mereka enggan mengakui bahwa informasi didapatkan melalui cara-cara psychic seperti remote viewing.[7] Atas dasar keberadaan program ini, maka muncul istilah psychic intelligence (Psiint) yang merupakan upaya pengumpulan data dan berbagai aktifitas intelijen yang dilakukan melalui cara-cara psychic.
Mengingat keberhasilan program ini selama lebih dari dua dekade[8], dihentikannya program ini pada tahun 1995 menimbulkan tanda tanya tersendiri. Apabila ia sudah berjalan selama itu, adalah irasional ketika mengatakan bahwa program ini adalah program yang gagal atau program dengan tingkat kesuksesan rendah. Untuk itu, penulis tertarik meneliti alasan mengapa program penelitian psi spies yang sudah berjalan selama dua puluh tahun di bawah Departemen Pertahanan dihentikan. Penulis akan menganalisis kebijakan tersebut untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan program serupa dalam badan intelijen di Indonesia.
Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam tulisan ini adalah:
· Apa sebab pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan menghentikan program STAR GATE setelah keberhasilannya selama lebih dari dua puluh tahun?
Tujuan Masalah
Pertanyaan di atas diajukan dengan tujuan:
· Mengetahui sebab pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan menghentikan program STAR GATE setelah keberhasilannya selama lebih dari dua puluh tahun.
· Sebagai bahan pertimbangan perkembangan program serupa oleh badan intelijen di Indonesia.
Landasan Teoritis
Dietmar Braun & David H. Guston (2003) mengungkapkan bahwa principal-agent adalah suatu konsep relasi sosial berupa delegasi di mana keduanya terlibat dalam pertukaran sumber daya. Principal adalah pelaku yang memiliki sejumlah besar resources namun tidak termasuk dalam orang-orang yang patut menyadari keuntungannya. Sementara agent adalah mereka yang menerima resources ini dan mau melanjutkan atau melakukan apa yang menjadi interest dari principal.[9] Mereka menambahkan:
Masalah tindakan yang kolektif muncul, baik karena kedua belah pihak – principal maupun agent – memiliki kepentingan untuk masuk ke dalam bentuk exchange relationship. Kedua belah pihak sama-sama diuntungkan dengan bertukar sumber daya: bagi principal, ada hal yang diselesaikan di mana ia tidak dapat menyelesaikannya, dan bagi agent, ia memperoleh remunerasi tertentu (uang, pengakuan sosial, dan lain-lainnya).[10]
Teori yang juga disebut sebagai agency theory ini juga dikembangkan oleh Peter D. Feaver (2003) dan diintegrasikan dengan relasi sipil dan militer Amerika Serikat. Feaver menyebutkan ada sesuatu dalam relasi sipil-militer pada masa akhir dan pasca Perang Dingin yang memperburuk relasi keduanya hingga ke titik puncak. Ada kesenjangan yang terjadi antara petinggi sipil dan petinggi militer di Amerika Serikat, baik dalam pemahaman, perspektif, kualitas, hingga jumlah. Ia kemudian menggunakan pendekatan teori principal-agent untuk menganalisis hal tersebut dan menciptakan sebuah teori principal-agent khusus yang lebih berfokus pada relasi sipil sebagai principal dan militer sebagai agent.[11] Menurut Feaver, teori agency sangat membantu dalam menjelaskan interaksi stratejik antara principal sipil dan agent militer[12] karena merepresentasikan hubungan yang dinamis dan fluktuatif dalam tataran hierarkhis.[13]
Feaver menjelaskan bahwa:
Majikan (principal) ingin mempekerjakan pekerja (agent), dan, begitu mempekerjakan, ingin memastikan bahwa pekerja melakukan apa yang seharusnya ia kerjakan (bekerja/working) dan bukan melakukan hal lain (melalaikan/shirking). Pekerja, tentunya, ingin dipekerjakan, dan dengan demikian memiliki dorongan yang tampak lebih tekun saat wawancara daripada ia sesungguhnya; fakta ini memperumit usaha majikan untuk memilih para pekerja yang ingin bekerja keras, sebuah fenomena yang disebut sebagai masalah adverse selection (seleksi yang merugikan). Begitu dipekerjakan, lebih jauh lagi, pekerja akan memiliki dorongan untuk melakukan sesedikit mungkin pekerjaan yang mungkin ia lakukan, yang tetap menginformasikan kepada majikan bahwa ia bekerja dalam taraf yang dapat diterima; fakta ini memperumit usaha majikan untuk mengawasi pekerja dan disebut masalah moral hazard. Pendekatan principal-agent, kemudian, menganalisis bagaimana principal dapat membentuk hubungan untuk memastikan pekerjanya melaksanakan keinginannya di hadapan masalah adverse selection dan moral hazard yang ada dalam semua situasi institusi manapun.[14]
Namun menurut Braun & Guston, shirking juga dapat dilakukan oleh principal karena ia dapat memiliki dorongan untuk tidak memberikan resources yang maksimal sesuai dengan yang disepakati dalam kontrak. Sehingga, interaksi principal-agent dapat dikatakan sebagai sebuah “mixed-motive game”. [15]
Guston (2000) menciptakan sebuah eksistensi mengenai “boundary organisations” yang bersumber dari “boundary objects” yang memungkinkan anggota dari komunitas berbeda bekerja bersama-sama di dalamnya, dan tetap memakai identitas mereka yang berbeda-beda. Ia menyatakan bahwa situasi ini ada dalam relasi antara politik dan ilmu pengetahuan yang sama-sama dapat dianggap sebagai principal dalam boundary organisation mereka dan dengan demikian menginternalisasikan karakter sementara dan ambigu dari batas organisasi tersebut.[16]
Dari teori Braun, Guston, dan Feaver tersebut dapat disimpulkan sebuah teori agency yang tepat untuk menggambarkan relasi sipil-militer yang ada dalam unit STAR GATE di mana sipil yang merupakan principal karena menjadi pemimpin dan militer yang menjadi agent karena merupakan pelaksana perintah pemimpin, dapat dibalik menjadi sipil sebagai agent yang menyebarkan dan melaporkan kinerja dan kesuksesan unit militer tersebut dan militer sebagai principal yang memiliki resources berupa skill yang melaksanakan operasi pemerintah. Ini menyatakan bahwa sifat principal-agent dalam bentuk atasan-bawahan dapat diseimbangkan dengan bentuk relasi interdependensi antara principal dan agent.
Metodologi
Paper ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori principal-agent untuk melakukan analisis terhadap kebijakan Departemen Pertahanan tersebut.
Penulis menggunakan model teori principal-agent yang merupakan dasar berbagai studi yang berkaitan dengan relasi antara atasan dan bawahan dalam sebuah organisasi. Model ini memiliki dua asumsi dasar. Pertama, bahwa ada konflik tujuan di antara principal dan agent. Kedua, bahwa agent memiliki lebih banyak informasi daripada principal yang menghasilkan asimetri informasi di antara mereka.[17] Penelitian ini akan melihat apa yang terjadi dalam kasus penghentian program STAR GATE oleh pemerintah Amerika Serikat dengan menggunakan teori principal-agent yang menganalisis relasi antara pelaku psychic intelligence dan user.
Figure 1 : Relasi Sipil dan Militer
Untuk itu, pembahasan akan dilakukan dengan menelusuri sebab-sebab keluarnya kebijakan penghentian program tersebut di mana sebab-sebabnya berada dalam lingkup relasi principal (sipil) dan agent (militer) dengan model seperti yang digambarkan dalam Figure 2 di mana x1, x2, dan x3 adalah faktor-faktor yang memperburuk relasi principal-agent.
Figure 2 : Model Pembahasan Analisis Kebijakan
Penulis memberikan hipotesis (H1) bahwa program STAR GATE dihentikan karena memburuknya relasi sipil dan militer dalam unit tersebut.
Pembahasan
Dalam kasus penghentian program psi spies, tampak ada tiga faktor yang memperburuk relasi sipil-militer yang mendorong terjadinya hal tersebut. Faktor-faktor ini menunjukkan adanya perbedaan kepentingan dan asimetri informasi antara user yang baru yang merupakan orang sipil dan para viewer yang memiliki latar belakang militer sesuai dengan dua asumsi yang dikemukakan sebelumnya. Tantangan dari relasi sipil dan militer adalah menyatukan militer yang cukup kuat untuk melakukan apapun yang diminta oleh sipil dengan militer yang cukup “bawahan” untuk hanya melakukan apa yang diotorisasi oleh sipil.[18] Krisis relasi sipil dan militer Amerika Serikat memuncak pada masa akhir dan pasca Perang Dingin. Dan krisis relasi ini juga terjadi dalam program STAR GATE ini.
Di akhir tahun 1980-an, penelitian psi berada di bawah Scientific and Technical Intelligence Directorate, Defense Intelligence Agency. Unit ini kemudian dipimpin oleh seorang sipil, Dr. Jack Verona. Verona memandang proyek penelitian STAR GATE sebagai sebuah aset dan mengelolanya dengan baik dengan membuat unit ini tampak seperti unit penelitian yang sesuai dengan yang ditetapkan namun tetap mengijinkan operasi psychic terus berjalan.[19] Ia melakukan pendekatan kepada Washington dan menjalin relasi dengan sangat hati-hati, termasuk dengan para politisi. Ini membuatnya tidak membatasi jaringan hanya kepada pihak-pihak yang membutuhkan intelijen dari unit STAR GATE, tetapi juga kepada mereka yang bisa menguntungkan dirinya dan unitnya. Namun, di tengah memburuknya relasi sipil-militer Amerika Serikat pasca Perang Dingin, Verona mengabaikan fakta bahwa apa yang ia lakukan sebenarnya adalah melakukan politisasi terhadap unit STAR GATE, sesuatu yang sangat tidak disukai oleh para psi spies yang merupakan orang militer. Inilah faktor yang pertama yang memperburuk relasi agent-principal, yaitu politisasi yang dilakukan oleh sipil terhadap unit militer.
Di pihak Verona sendiri, sebagai seorang sipil, ia menikmati kekuasaannya atas unit militer ini dengan mengambil beberapa langkah untuk memastikan kekuasaan penuhnya atas unit ini dengan mengganti anggota unit dengan orang-orang sipil dan mengangkat administrator sipil yang sangat taat kepada Verona. Salah satu langkah politisasi unit yang ia lakukan dapat dilihat ketika status kinerja dan efektifitas Psi Spies harus dilaporkan ke Kongres, administrator unit mengubah data-data yang semula menunjukkan tingkat efektifitas 72,8% menjadi 24% supaya efektifitas Psi Spies tidak diketahui. Ini merupakan hasil dari jalinan relasi Verona dengan para politisi di Washington. Dan masalah ini yang terutama menyebabkan moral kinerja unit Psi Spies turun ke titik nadir.
Tak lama setelahnya, faktor kedua muncul, yaitu pencampuran orang sipil dalam unit militer ini tanpa diiringi kewajiban yang setara di antara mereka. Hal ini terjadi dengan kemunculan dua wanita sipil sebagai trainee di unit STAR GATE, Angela dan Robin, yang memperburuk permasalahan. Robin sebelumnya adalah pegawai baru di Defense Intelligence Agency dan ibunya adalah seorang channeler. Sementara ibu Angela adalah channeler, pembaca kartu Tarot, praktisi automatic writing, dan ahli papan Ouija. Menurut psi spies, Angela bekerja di semacam “institusi” di Washington memberikan “psychic reading”. Mereka membawa segala macam hal tersebut ke dalam unit STAR GATE, tidak pernah berlatih struktur remote viewing sama sekali, dan memiliki agenda mereka sendiri di sana.
Faktor ketiga yang kemudian memperparah permasalahan, menurut para psi spies, adalah kegagalan memahami bahwa Coordinate Remote Viewing, dikembangkan secara ilmiah, memiliki struktur tersendiri, dan secara operasional terbukti sukses, adalah hal yang berbeda dengan praktik-praktik channeling dan psychic reading yang dilakukan oleh orang-orang sipil yang kemudian mengontrol unit STAR GATE.[20]
Dengan demikian, penyebab kebijakan penghentian program STAR GATE di bawah pemerintah resmi Amerika Serikat dapat digambarkan dalam Figure 3.
Figure 3 : Faktor-faktor Penyebab Memburuknya Relasi Sipil-Militer dalam Unit STAR GATE
Kesimpulan
Dari kebijakan penghentian program STAR GATE di Departemen Pertahanan Amerika Serikat, ada beberapa hal yang dapat dipahami. Pertama, relasi sipil dan militer dalam menjalankan program-program pemerintah yang sangat sensitif harus diperhatikan. Ini menghasilkan saran supaya jangan sampai sipil yang memimpin program militer melakukan politisasi terhadap program tersebut. Di samping itu, dalam kasus negara Amerika Serikat, militer adalah yang menerima perintah dan diwajibkan menaati perintah apapun yang diberikan. Sementara sipil memiliki keistimewaan sebagai tax payer, ia tidak wajib menaati perintah dalam kemiliteran atau program militer.
Berdasarkan teori principal-agent, ada tiga faktor yang menyebabkan memburuknya relasi sipil-militer yang ada dalam unit STAR GATE. Pertama, politisasi unit STAR GATE yang dilakukan oleh Dr. Jack Verona. Dan kedua, pencampuran orang sipil dalam unit militer ini tanpa diiringi kewajiban yang setara di antara mereka. Kedua hal ini berakibat pada turunnya moral para psi spy. Terakhir, asimetri informasi antara principal (sipil) dan agent (militer) dalam masalah Coordinate Remote Viewing yang menjadi dasar operasi psi spies.
Ketiga faktor di atas adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan – di samping masalah finansial – oleh badan intelijen Indonesia ketika ingin mengembangkan program psi spies ini di Indonesia.
Referensi
Braun, D. Guston, D.H. (2003). “Principal-Agent Theory and Research Policy: An Introduction”. Science and Public Policy, 30:5, 302-308.
Feaver, P.D. (2003). Armed Servants: Agency, Oversight, and Civil-Military Relations. Cambridge: Harvard University Press.
Mars, J. (2007). Psi Spies: The True Story of America’s Psychic Warfare Program. Franklin Lakes: New Page Books.
Swann, I. (1998). Penetration: The Question of Extraterrestrial and Human Telepathy. South Dakota: Ingo Swann Books.
Turner, M.A. (2006). Historical Dictionary of United States Intelligence. Historical Dictionaries of Intelligence and Counterintelligence, No.2. Lanham, MD: The Scarecrow Press, Inc.
Waterman, R.W. Kenneth J.M. (1998). “Principal-Agent Models: An Expansion?”. Journal of Public Administration Research and Theory, 2, 173-202.
West, N. (2006). Historical Dictionary of International Intelligence. Historical Dictionaries of Intelligence and Counterintelligence, No.4. Lanham, MD: The Scarecrow Press, Inc.
[1] Jim Mars. (2007). Psi Spies: The True Story of America’s Psychic Warfare Program. Franklin Lakes: New Page Books. h.169-170.
[2] Nigel West. (2006). Historical Dictionary of International Intelligence. Historical Dictionaries of Intelligence and Counterintelligence, No.4. Lanham, MD: The Scarecrow Press, Inc. h. 215.
[3] Ingo Swann. (1998). Penetration: The Question of Extraterrestrial and Human Telepathy. South Dakota: Ingo Swann Books. h.3. Lihat juga West. (2006). Historical. h.242.
[4] Mars. (2007). Psi. h.121, 291-292. Lihat juga Swann. (1998). Penetration. h.3.
[5] Mars. (2007). Psi. h.123, 292.
[6] Mars. (2007). Psi. h.177. Lihat juga West. (2006). Historical. h.242.
Secara umum, Operasi STAR GATE bermaksud kode yang memayungi seluruh penelitian CIA dan beberapa dinas pemerintah AS lainnya mengenai parapsikologi, seperti remote viewing, mental telepathy, dan extrasensory perception (ESP) di Stanford Research Institute dan Science Applications International Corporation. Penelitian tersebut dimaksudkan untuk digunakan dalam operasi covert dan klandestin. Lihat Michael A. Turner. (2006). Historical Dictionary of United States Intelligence. Historical Dictionaries of Intelligence and Counterintelligence, No.2. Lanham, MD: The Scarecrow Press, Inc. h.193. West. (2006). Historical. h.242.
[7] Mars. (2007). Psi. h.183.
[8] Mars. (2007). Psi. h.16.
[9] Dietmar Braun, David H Guston. (2003). “Principal-Agent Theory and Research Policy: An Introduction”. Science and Public Policy, 30:5, 302-308. h.303.
[10] Braun & Guston. (2003). “Principal-Agent”. h.304.
[11] Peter D. Feaver. (2003). Armed Servants: Agency, Oversight, and Civil-Military Relations. Cambridge: Harvard University Press. h.54-58.
[12] Feaver. (2003). Armed. h.2.
[13] Feaver. (2003). Armed. h.54-55.
[14] Feaver. (2003). Armed. h.55.
[15] Braun & Guston. (2003). “Principal-Agent”. h.304.
[16] Braun & Guston. (2003). “Principal-Agent”. h.305.
[17] Richard W. Waterman, Kenneth J. Meier. (1998). “Principal-Agent Models: An Expansion?”. Journal of Public Administration Research and Theory, 2, 173-202. h. 173, 183, 197. Lihat juga Braun & Guston. (2003). “Principal-Agent”. h.304.
[18] Feaver. (2003). Armed. h.2.
[19] Mars. (2007). Psi. h.195.
[20] Mars. (2007). Psi. h.198.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.